LAPORAN ANFISMAN SISTEM GERAK MANUSIA

LAPORAN ANFISMAN SISTEM GERAK MANUSIA




LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM GERAK




Oleh :
NAMA                 : Sylvia Anggraeni
NIM                     : 1302010103054
KELAS                : A
KELOMPOK     : 4



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.              Judul     : Sistem gerak

Topik    : Sistem gerak pada manusia


II.           Tujuan  : Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia

III.        Tinjauan Pustaka

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Gerak pada manusia menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak Utamanya sistem gerak pada manusia yang terdiri dari berbagai macam alat gerak bekerja secara berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Sistem gerak tersebut terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak. Sistem gerak inilah yang memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak, jalan, dan berlari serta melakukan berbagai aktivitas lainnya (Robert dkk, 2008). Gerak pada manusia tidak terlepas dari peran rangkanya, Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe yakni eksternal,internal dan basis cairan (Rangka hidrostatik) dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lainnya seperti ligament, tendon,otot, dan organ lainnya. Secara garis baris, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikular (anggota tubuh). Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggota badan atas dan bawah (Albertus.2013 : 7) Alat gerak ada dua macam yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Alat gerak pasif ialah rangka badan kita dan alat gerak aktif ialah otot-otot badan. Alat gerak manusia yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya tersebut memiliki fungsi masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa macam alat gerak. Jika dari salah satu alat gerak tersebut tidak berfungsi maka dapat menyebabkan kelainan yang berhubungan dengan tulang yang kurang normal (Campbell dkk,2008).
Berbeda dengan tulang, otot merupakan alat gerak aktif. Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak. Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur atau fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula). Otot inilah yang menggerakan rangka. Dalam kehidupan sehari-hari, otot inilah yang disebut dengan daging. Adapun sendi merupakan penghubung antar tulang dalam tubuh (Robert dkk, 2008).
Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak mampu melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan (Waluyo dan Wahono, 2015:4). Gerak fungsional merupakan gerak yang harus distimulasi secara berulang-ulang supaya terjadi gerakan yang terkoordinasi secara disadari serta menjadi reflks secara otomatis berdasarkan ketrampilan aktifias kehidupan sehari-sehari (AKS) (Irdawati, 2012: 135).
Aktifitas fisik termasuk mobilitas diidentifikasi merupakan salah satu faktor yang diduga ada hubungannya dengan fungsi kognitif. Beberapa studi melaporkan bahwa usia lanjut yang mengalami kesulitan melakukan pergerakan fisik atau gangguan gerak, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi kognitifnya (Santoso dan Rohmah, 2011: 43). Tulang selain berfungsi sebagai kerangka penopang sistem muskuloskeletal, pendukung lokomotif dan pelindung organ vital, juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian besar kalsium (Ca) tubuh, berperan mempertahankan Ca darah dalam kisaran normal melalui keseimbangan antara resorpsi tulang oleh osteoklas dan pembentukan tulang oleh osteoblas selama proses remodeling tulang (Hartiningsih, dkk. 2012: 92). Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya pada tubuh. Terdiri atas hampir 50 persen air. Bagian padat selebihnya terdiri atas berbagai bahan mineral, terutama garam kalsium 67 persen, dan bahan seluler 33 persen (Pearce, 2011:25). Skelet atau rangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga  berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan lunak untuk otot-otot kerangka (Pearce, 2011:50).
Kerangka aksial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga-iga dan tulang hioid. Sedangkan kerangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak (anggota gerak atas dan danggota gerak bawah) dan gelang panggul (Pearce, 2011:20). Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya (Pearce, 2011:50) tulang diklasifikasikan menurut bentuknya terbagi atas:
1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan. Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit tubuh dan memungkinkannya bergerak (Pearce, 2011:51).
2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya ditemukan berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas. Tulang pendek. Contohnya yang baik dapat dilihat pada tulang-tulang karpalia ditangan dan tarsalia di kaki. Tulang-tulang itu sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena memerluka sifat yang ringan dan kuat. Tulang-tulang ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya, tulang pendek mampu mendukung seperti tampak pada pergelangan tangan (Pearce, 2011:51).
3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan ditengahnya lapisan tulang seperti spons. Tulang ini dijumpai ditempat yang memerlukan perlindungan, seperti pada tulang tengkorak, tulang inominata tulang panggul atau koksa, iga-iga, dan skapula (tulang belikat). Tulang pipih menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, misalnya skapula (Pearce, 2011:51).
4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan tulang pendek. Tulang tak beraturan tidak dapat dimasukkan dalam salah satu dari ketiga kelas tadi. Contoh tulang tak beraturan adalah vertebra dan tulang wajah (Pearce, 2011:51).
5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi persendian yang bersendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang lainnya. Tulang sesamoid termasuk kelompok lain. Tulang ini berkembang dalam tendon otot-otot dan dijumpai pada sendi. Patela adalah contoh yang terbesar jenis ini (Pearce, 2011:51).
Menurut Waluyo dan Wahono (2015), berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik tulang, dibagi menjadi :
1.    Tulang rawan
Ada 3 jenis tulang rawan, yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan elastin dan tulang rawan serabut.
2.    Tulang keras
Tulang keras atau yang sering disebut sebagai tulang berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas : Osteoblas, osteosit dan osteoklas.
Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam bahan dasar yang bening seperti kaca dan ulet. Kuat dan elastis dan dijumpai menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi. Juga pada tulang rawan iga, pada hidung, laring, trakea dan pada bronkus supaya tetap terbuka. Juga membentuk tulang rawan sementara yang yang kemudian akan dibentuk menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas sebagai penyangga sementara untuk mendukung jaringan lainnya sampai terbentuk tulang yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun dalam kelompok-kelompok kecil didalam matriks yang kuat (Pearce, 2011:25).
Tulang elastik sering disebut tulang rawan elastik kuning sebab mengandung sejumlah besar serabut elastik berwarna kuniing. Terdapat pada daun telinga, epiglotis, dan tabung Eustakhius (faringotimpanik). Bila ditekan atau dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke bentuk semula (Pearce, 2011:25). Tulang rawan fibrosa terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan tulang rawan tersusun diantara berkas serabut itu dan dijumpai ditempat yang memerlukan kekuatan besar. Tulang rawan fibrosa memperdalam rongga dari cawan-cawan tulang, seperti asetabulum (cawan) dari tulang koksa (tulang panggul) dan rongga glenoid dari skapula. Tulang rawan brosa juga membentuk tulang rawan interartikuler, seperti pada tulang rawan semilunar pada lutut., dan tulang rawan penghubung, seperti pada diskus intervertebralis tulang belakang, serta bantalan tulang rawan pada simfisis pubis (Pearce, 2011:25).
Artikulasi adalah istilah untuk menyatakan hubungan antartulang. Akan tetapi, pada umumnya orang lebih sering menggunakan istilah persendian daripada istilah artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yang berhubungan. Berdasarkan keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada manusia, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang rapat sehingga tidak memungkinkan pergerakan sama sekali. Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat atau tulang rawan. Contoh persendian sinartrosis adalah hubungan antartulang yang membentuk tengkorak kepala. Persendian sinartrosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu sinkondrosis dan sinfibrosis. Disebut sinkondrosis jika antara kedua ujung tulang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago), contohnya sendi sutura pada tengkorak kepala. Sementara itu, disebut sinfibrosis jika kedua ujung tulang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat, contohnya akar gigi. Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan dilapisi oleh tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup tebal. Di bagian luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar. Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan pergerakan yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak mendekat dan menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini adalah hubungan antartulang belakang. Sedangkan pada diartrosis Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat bergerak dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk persendian terdapat ruang yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas. Menurut (Ahmad.2003) Berdasarkan arah gerakan yang dihasilkan persendian diartrosis, persendian ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti berikut.
•    Sendi peluru mampu melakukan gerakan ke banyak arah. Sendi ini merupakan sendi yang paling bebas melakukan gerakan. Contohnya: Sendi gelang bahu dan sendi gelang panggul
•    Sendi putar mampu melakukan gerakan berputar yang bertumpu pada satu sumbu. Contoh:  Tulang atlas dengan tulang tengkorak, tulang pengumpil dengan tulang hasta dan tulang betis dengan tulang kering
•    Sendi engsel Hubungan antartulang di mana ujung-ujungnya seperti engsel dan berbentuk lekukan. Gerakan sendi ini mempunyai 1 poros.  Contoh: Siku, Lutut, Ruas-ruas jari.
•    Sendi elipsoid Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contoh: hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan
•    Sendi pelana adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnya membentuk hubungan mirip seperti pelana dan tubuh orang yang menunggangi kudanya. Contoh: sendi yang dibentuk oleh tulang-tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan
•    Sendi luncur adalah hubungan antartulang yang kedua ujung tulangnya sedikit rata sehingga terjadi gerakan menggeser. Contohnya persendian yang dibentuk oleh tulang-tulang: pergelangan tangan, pergelangan kaki dan antar tulang selangka.
Selain dari 6 macam sendi diatas, Campbell et al (2010:288) menuliskan ada sendi peluru. Sendi peluru, tempat humerus kontak dengan gelang bahu dan tempat femur kontak dengan gelang panggul, memungkinkan kita untuk merotasi lengan dan kaki serta menggerakkkannya ke sejumlah bidang. Menurut Waluyo dan Wahono (2015), macam-macam gerak terdiri dari : fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, elevasi dan depresi, supinasi dan pronasi, inversi dan eversi.
IV.    Metode Praktikum
4.1    Alat
Torso
4.2    Bahan
Bahan    : -

4.3    Cara kerja
a.    Struktur anatomi sistem gerak



Rounded Rectangle: Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada manusia
Rounded Rectangle: Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia (tulang penyusun ekstremitas superior dan inferior, tulang penyusun kepala dan tulang penyusun sumbu tubuh)
Rounded Rectangle: Menggambar torso dengan lengkap beserta keterangannya
 














b.    Jenis-jenis gerak pada manusia



Rounded Rectangle: Menggambar jenis-jenis gerak pada manusia
 




VI.    Pembahasan
Praktikum anatomi fisiologi manusia yang dilakukan mengenai sistem gerak pada manusia. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia. Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah pertama yaitu pengamatan pada struktur anatomi sistem gerak, pada pengamatan struktur anatomi sistem gerak dengan menampilkan torso pada masing-masing kelompok, lalu asisten menjelaskan kepada praktikan mengenai jenis-jenis tulang pada manusia, yang meliputi rangka aksial, rangka apendikular, tulang penyusun ekstremitas superior dan inferior, tulang penyusun kepala dan tulang penyusun sumbu tubuh serta berbagai macam sendi. Lalu praktikan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh asisten. Langkah berikutnya adalah mempraktikkan jenis-jenis gerak pada manusia. Pada pengamatan jenis-jenis gerakan ini, asisten memberikan contoh gerakan, lalu praktikan mempraktekkan jenis gerakan tersebut dan mencatat keterangan yang diberikan asisten.
Sistem gerak terdiri dari dua komponen yaitu sistem gerak pasif (tulang) dan sistem gerak aktif (otot). Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang tidak bisa bergerak sendiri tanpa bantuan alat gerak aktif yang menempel pada tulang yakni otot. Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu menggerakkan diri dengan cara memenfaatkan energi berupa ATP sehingga mampu menggerakkan aktin dan myosin dan mampu melakukan gerakan dengan menggerakkan tulang. Rangka tubuh manusia merupakan susunan tulang yang terdapat di dalam tubuh manusia. Rangka manusia terdiri atas tulang sejati (tulang keras) dan tulang rawan. Tulang membentuk rangka penunjang dan pemberi bentuk bagi tubuh dan untuk melekatnya otot-otot untuk menggerakkan kerangka tubuh. Tulang adalah jaringan yang keras dari semua jaringan dalam tubuh karena mengandung garam kapur fosfat yang terdiri dari sel-sel dan materi intersel. Matriksnya mengandung berbagai unsur organik dan anorganik. Kerasnya tulang disebabkan oleh adanya garam-garam mineral yang terkandung di dalam tulang tersebut. Kalsium kabornat dan kalsium fosfat merupakan bagian terbesar dari zat anorganik yang membentuk sekitar 2/3 dari beratnya tulang. Selain itu fungsi tulang yang lain adalah sebagai tempat pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang yang biasanya terdapat pada tulang yang berbentuk pipa, dan juga dalam penyimpanan cadangan makanan berupa lemak yang disintesis dalam sumsum kuning dan juga melindungi organ-organ vital seperti jantung,paru-paru dll.
Berdasarkan pengamatan pada torso manusia, rangka manusia dibedakan menjadi rangka aksial dan rangka apendikular. Kerangka aksial atau disebut juga kerangka sumbu terdiri atas kepala yaitu tulang-tulang tengkorak (Cranium) dan badan (termasuk tulang belakang (Vertebrae), tulang dada (Sternum), dll, Sedangkan kerangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak (Ekstremitas superior dan anggota Ekstremitas inferior), Gelang bahu (gilder pectoralis) dan juga gelang panggul (Gilder pelvis)
Pada pengamatan rangka aksial yang pertama, yaitu tulang tengkorak (Cranium), tulang tengkorak merupakan sekelompok tulang yang melindungi otak dan tulang muka, sehingga tulang tengkorak terdiri atas tulang kranial dan tulang wajah. Tulang-tulang yang melindungi otak terdiri dari tulang: frontal, parietal sepasang, occipital, sphenoid sepasang, temporal sepasang, dan etmoid serta beberapa tulang kecil lainnya. Tulang frontal, membentuk bagian anterior dari tengkorak, melengkung ke tempat bola mata (Lacrimal). Bagian medialnya berbatasan dengan tulang hidung (nasal). Tulang parietal, terdapat disebelah posterior tulang frontal dan merupakan bagian yang terbesar dari tengkorak. Tulang occipital, terdapat disebelah posterior tulang frontal dan merupakan tulang yang terletak posterior dari tengkorak. Pada daerah occipital dapat ditemukan foramen magnum yang merupakan lubang tempat keluarnya sumsum tulang belakang, dan condyllus occipitalis yang terdapat pada kedua sisi dari foramen magnum, berupa tonjolan tempat persendian dengan tulang atlas. Tulang sphenoid merupakan tulang yang kompleks terletak pada dasar dan lateral dari tengkorak dan berbatasan dengan occipital. Tulang temporal, terletak dibagian lateral dari tengkorak. tulang etmoid, merupakan tulang yang terletak dibagian anterior, berbatasan antara lain dengan tulang frontal dan sphenoid. Selain itu ada beberapa sutura yang menyambungkan bagian-bagian tulang dari cranium itu sendiri antara lain Sutura Koronal yang menyambungkan frontal dengan parietal, Sutura sagittal yang menyambungkan Parietal kiri dan kanan, Sutura Lambdoid yang menghubungkan antara parietal dengan oksipital dan yang terakhir adalah Sutura Squamosal yang menyambungkan parietal dan Temporal. Sedangkan, Tulang-tulang pada muka dibangun oleh tulang: rahang bawah (mandibula), vomer, rahang atas (maxilla), tulang pipi (zygomatic sepasang), tulang hidung (nasal), dantulang air mata (lacrimal sepasang). Tulang mandibula merupakan tulang rahang bawah. Tulang vomer merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang etmoid membentuk bagian bawah dari septum nasalis. Maxilla, merupakan dinding ventral dan medial dari orbita. Disebelah medial tulang maxilla berbatasan dengan tulang nasal. Tulang zygomatic, membangun dinding lateral dari orbita, berbatasan dengan tulang frontal, maxilla dan temporal. Di dalam rahang terdapat tulang langit-langit pada bagian maxilla yakni Palatum dan tulang Pangkal Lidah (Hiyodeum) Pada tulang maxilla dan mandibula tertanam gigi. Ada 4 macam gigi yaitu : gigi seri, taring, geraham depan dan geraham belakang.
Tulang penyusun rangka aksial berikutnya adalah tulang belakang. Tulang belakang dapat dibagi menjadi 5 macam bagian, yaitu: tulang leher (vertebra cervicalis) (terdiri dari 7 ruas, dua buah vertebra cervicalis yang pertama disebut atlas dan epistropheus (aksis)), Tulang dada/thorac (vertebra thoracalis) (terdiri dari 12 ruas, mengadakan persendian dengan tulang rusuk), Tulang Lumbal (vertebra lumbalis) (terdiri dari 5 ruas), vertebra sacralis/sacrum (Tulang Kelangkang) (terdiri dari 5 ruas), dan Tulang Ekor (vertebra caudalis/Coccigeus) (terdiri dari 4 ruas, pada saat masih bayi, tulang vertebra caudalis masih terlihat sekat-sekatnya, namun saat dewasa, sekat tersebut hilang dan menyebabkan tulang vertebra caudalis bersatu).
Tulang penyusun rangka aksial berikutnya adalah tulang rusuk (Ribs). Tulang rusuk berfungsi terutama melindungi rongga dada yang didalamnya terdapat organ-organ vital seperti jantung dan paru-paru, jumlahnya 12 pasang. Tiap rusuk merupakan sebuah tulang pipih dan melengkung. Pada bagian ventralnya berakhir sebagai rawan rusuk (cartilago costalis). Tujuh pasang rusuk yang berhubungan dengan tulang dada disebut rusuk sejati, 3 pasang disebut rusuk palsu, karena tidak berhubungan langsung dengan tulang dada, sedangkan 2 yang lainnya disebut rusuk melayang karena hanya berhubungan dengan tulang belakang dan ujung yang lainnya melayang/tidak menempel pada tulang manapun.
Tulang penyusun rangka aksial selanjutnya adalah tulang dada. Tulang dada disebut juga osteum sternum, berupa tulang pipih yang memanjang dan terletak pada daerah medio-ventral dari dada. Tulang dada memiliki 3 bagian yaitu: Hulu (manubrium sternum/ presternum) (merupakan bagian sternum yang paling lebar, terletak dibagian cranial dan persendian dengan klavikula), Bagian Badan (Corpus sternum /gladiolus/mesosternum) (merupakan bagian yang paling panjang, dibentuk oleh segmen-segmen tulang dada, (Processus Xiphoideus)/ flexus xyphoid (merupakan bagian yang paling caudal).
Rangka penyusun tubuh manusia selain rangka aksial adalah rangka apendikular anggota gerak. Bagian yang tulang yang termasuk rangka apendikular adalah gelang bahu atau Gilder pektoralis, yang terdiri dari tulang-tulang scapula / belikat dan tulang clavikula / selangka. Clavikula/Tulang selangka adalah tulang melengkung yang mebentuk gelang bahu dan memeiliki fungsi untuk memberi kaitan pada beberapa otot,leher,bahu, dan lengan yang bekerja sebagai penopang lengan. Scapula merupakan tulang yang melebar dengan 2 buah tonjolan, yaitu processus coracoideus (sisa dari tulang korakoid) dan acromion. Clavikula ini ada 2 ujung, bagian pertama yaitu Ekstremitas sternal, bagian kedua yaitu ekstremitas Akromial, melekat pada acromion, acromion sendiri adalah sendi perlekatan antara humerus dan Clavikula. Selanjutnya adalah tulang Skapula (Tulang belikat)  bagian belakang gelang bahu dan terletak di sebelah belakang torac yang lebih dekat ke permukaan iga. Tulang skapula ini bersendian dengan humerus melalui suatu lekukan yang disebut cavitas glenoidalis. Tulang clavikula bersendian dengan bagian cekungan dari acromion pada bagian lateralnya dan dengan manubrium pada bagian medialnya.
Tulang penyusun rangka apendikular berikutnya adalah gelang pinggul (Gilder pelvic) dibangun oleh 3 tulang yaitu: tulang Usus (tulang Ilium) disebelah dorsal yang berfungsi untuk menyangga, tulang kemaluan (tulang Pubis), dan tulang duduk (tulang ischium) disebelah ventral. Pertemuan kedua tulang pubis disebelah medio-ventral disebut simfisis pubis. Lubang yang besar diantara tulang pubis dan ischium disebut foramen obturatum. Disebelah lateral tempat ketiga macam tulang tersebut bertemu terdapat lekukan berbentuk cawan yang disebut acetabulum, lekukan inilah sebagai tempat persendian dengan tulang femur. Selain dibangun oleh tulang apendikular di gilder pelvis ini juga terdapat tulang aksial yakni adanya sacrum dan coccic. Gilder pelvis pada wanita memiliki bentuk yang lebih pendek dan lebar yang berfungsi untuk memudahkan dalam proses persalinan, sedangkan pada pria memiliki ukurang yang lebih sempit dan panjang serta memiliki sifat yang lebih kuat.
Tulang penyusun rangka apendikular berikutnya yaitu ekstremitas superior / anggota gerak atas yang terdiri atas: humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal, dan falanges. Tulang humerus (lengan atas) berupa tulang panjang dan besar, bersendi dengan scapula pada bagian superior dan pada bagian inferior bersendian dengan radius dan ulna. Tulang pengumpil (radius) terletak lurus dengan ibu jari dan tulang ulna terletak lurus dengan jari kelingking. Tulang radius mengecil pada siku dan membesar pada pergelangan, sedangkan tulang hasta (ulna) sebaliknya yang lurus dengan jari kelingking. Pergelangan tangan disokong oleh tulang-tulang carpalia sebanyak 8 buah dan tersusun dalam dua baris. Sementara tulang-tulang metacarpalia sebanyak 5 buah tulang menyokong telapak tangan. Sedangkan lima jari masing-masing disokong oleh 3 buah falanges (ruas jari), kecuali ibu jari disokong 2 buah phalang.
Anggota gerak bawah / ekstremitas inferior terdiri dari tulang-tulang yakni tulang paha (femur), tulang lutut (patella), tulang kering (tibia), tulang betis (fibula), tulang pergelangan kaki (tarsalia), tulang telapak kaki (metatarsalia) dan tulang jari (phalanges). Tulang femur  merupakan tulang yang panjang dan besar. Tulang patella berupa tulang pipih yang mempunyai permukaan persendian sebelah lateral dan medial tempat persendian dengan ujung distal tulang femur. Tulang tibia, bagian distalnya lebih kecil daripada bagian proksimalnya. Tulang fibula merupakan tulang yang paling ramping dari tulang panjang. Ujung proksimalnya bersendian dengan tibia. Tulang tarsalia berjumlah 7 buah sedangkan tulang metatarsalia berjumlah 5 buah. Sementara itu, tiap jari kaki seperti halnya dengan jari tangan disokong oleh 3 buah ruas jari, kecuali ibu jari yang disokong 2 buar phalang.
Setelah mempelajari bagian-bagian dari rangka aksial dan apendikular, pada praktikum ini praktikan juga mempelajari mengenai macam-macam tulang berdasarkan bentuk dan jaringan penyusun tulang. Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibagi menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tak beraturan. Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit tubuh dan memungkinkannya bergerak. Contohnya antara lain adalah humerus, radius,ulna, tibia,fibula dll., Tulang pendek. dapat dilihat pada rua-ruas jari tangan dan kaki. Tulang-tulang itu sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena memerluka sifat yang ringan dan kuat. Tulang-tulang ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya, tulang pendek mampu mendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan ditengahnya lapisan tulang seperti spons. Tulang ini dijumpai ditempat yang memerlukan perlindungan, seperti pada tulang tengkorak, tulang inominata tulang panggul atau koksa, iga-iga, dan skapula (tulang belikat). Tulang pipih menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, misalnya skapula. Tulang tak beraturan tidak dapat dimasukkan dalam salah satu dari ketiga kelas tadi. Contoh tulang tak beraturan adalah ruas-ruas tulang belakang (Vertebrae) dan tulang wajah.
Sedangkan berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik tulang, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan ada 3 jenis, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin dan tulang rawan serabut. Sedangkan tulang keras tersusun atas osteoblas, osteosit dan osteoklas. Berdasarkan literatur yang telah didapatkan, pada Tulang rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam bahan dasar yang bening seperti kaca dan ulet. Kuat dan elastis dan dijumpai menutupi ujung tulang pipa sebagai tulang rawan sendi. Juga pada tulang rawan iga, pada hidung, laring, trakea dan pada bronkus supaya tetap terbuka. Juga membentuk tulang rawan sementara yang yang kemudian akan dibentuk menjadi tulang. Pada embrio dan janin yang sedang tumbuh bertugas sebagai penyangga sementara untuk mendukung jaringan lainnya sampai terbentuk tulang yang menggantikannya. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun dalam kelompok-kelompok kecil didalam matriks yang kuat, Tulang elastik sering disebut tulang rawan elastik kuning sebab mengandung sejumlah besar serabut elastik berwarna kuniing. Terdapat pada daun telinga, epiglotis, dan tabung Eustakhius (faringotimpanik). Bila ditekan atau dibengkokkan terasa lentur dan cepat kembali ke bentuk semula. Tulang rawan fibrosa terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan tulang rawan tersusun diantara berkas serabut itu dan dijumpai ditempat yang memerlukan kekuatan besar. Tulang rawan fibrosa memperdalam rongga dari cawan-cawan tulang, seperti asetabulum (cawan) dari tulang koksa (tulang panggul) dan rongga glenoid dari skapula. Tulang rawan brosa juga membentuk tulang rawan interartikuler, seperti pada tulang rawan semilunar pada lutut, dan tulang rawan penghubung, seperti pada diskus intervertebralis tulang belakang, serta bantalan tulang rawan pada simfisis pubis.
Pada tulang keras, tersusun atas beberapa substansi, yaitu: osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteblas merupakan sel yang bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek. Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang karena mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang. bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolantonjolannya dalam canaliculi. Osteoklas merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti sampai mencapai 50 buah. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang. Osteoklas merupakan sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
Pada praktikum kali ini, praktikan juga mempelajari mengenai Artikulasi Artikulasi adalah istilah untuk menyatakan hubungan antartulang. Akan tetapi, pada umumnya orang lebih sering menggunakan istilah persendian daripada istilah artikulasi. Sebuah artikulasi terdiri atas dua atau lebih tulang yang berhubungan. Menurut (Ahmad.2003) Berdasarkan keleluasaan dalam bergerak, terdapat tiga jenis persendian pada manusia, yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis. Sinartrosis adalah hubungan antartulang yang rapat sehingga tidak memungkinkan pergerakan sama sekali. Kedua tulang dihubungkan oleh jaringan ikat atau tulang rawan. Contoh persendian sinartrosis adalah hubungan antartulang yang membentuk tengkorak kepala. Persendian sinartrosis dapat dibagi menjadi dua, yaitu sinkondrosis dan sinfibrosis. Disebut sinkondrosis jika antara kedua ujung tulang dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago), contohnya sendi sutura pada tengkorak kepala. Sementara itu, disebut sinfibrosis jika kedua ujung tulang dihubungkan oleh serabut jaringan ikat, contohnya akar gigi. Pada persendian amfiartrosis, kedua ujung tulang yang berhubungan dilapisi oleh tulang rawan hialin. Bantalan tulang rawan hialin cukup tebal. Di bagian luar, kedua tulang tersebut diikat oleh jaringan ikat longgar. Struktur pada amfiartrosis masih memungkinkan pergerakan yang terbatas. Artinya, pergerakan tersebut hanya sebatas gerak mendekat dan menjauh antara kedua tulang. Contoh persendian ini adalah hubungan antartulang belakang. Sedangkan pada diartrosis Kedua ujung tulang pada persendian diartrosis dihubungkan oleh jaringan ikat longgar sehingga tulang-tulang dalam persendian tersebut dapat bergerak dengan leluasa. Antara jaringan ikat longgar dan tulang-tulang yang membentuk persendian terdapat ruang yang berisi cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas Menurut Pearce (2011:106), terdapat enam jenis sendi sinovial, yaitu:i sendi engsel, sendi pelana, sendi putar, sendi peluru, sendi geser dan sendi luncur. Sendi datar atau sendi geser, dua permukaan datar tulang salung meluncur, misalnya sendi karpus dan tarsus. Sendi putar, tempat sebuah ujung bulat tepat masuk didalam sebuah rongga cawan tulang lain, yang mengizinkan gerakan ke segala jurusan, seperti bola didalam lubang berbentuk cawan, misalnya sendi panggul dan sendi bahu. Sendi engsel, satu permukaan bundar diterima yang lain sedemikian rupa sehingga hanya mungkin gerakan dalam satu bidang, seperti gerakan engsel. Contoh yang baik adalah sendi siku.  Sendi berporos atau sendi putar ialah yang hanya memungkinkan perputaran, seperti pada gerakan kepala, tempat atlas yang terbentuk cincin berputar sekitar  prosesus yang berbentuk paku pada aksis (servikal kedua atau epistrofeus). Sendi pelana atau sendi yang timbal balik menerima, misalnya sendi antara trapesium (multangulum mayus) dan tulang metakarpal pertama ibu jari, memberi benyak kebebasan bergerak, memungkinkan ibu jari berhadapan dengan jari-jari lainnya.
Setelah mempelajari macam-macam sendi pada manusia, pada praktikum kali ini praktikan juga mempelajari macam-macam gerak pada manusia. Berdasarkan petunjuk praktikum, macam-macam gerak terdiri dari : fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, elevasi dan depresi, supinasi dan pronasi, inversi dan eversi. Flexi, berupa gerakan pembengkokan sendi atau memperkecil sudut sendi, terjadi pada sendi engsel, contohnya gerakan menekuk kaki. Extensi, berupa gerakan pelurusan sendi atau memperbesar sudut sendi, terjadi pada sendi engsel, contohnya gerakan meluruskan. Adduksi, gerakan yang mendekati sumbu tubuh, gerakan ini berlawanan dengan gerakan abduksi. Abduksi, berupa gerakan yang menjuauhi sumbu tubuh, terjadi pada sendi peluru, contohnya mengangkat kaki kesamping.. Rotasi, berupa gerakan berputar, terjadi pada sendi putar, misalnya gerakan ketika menggelengkan kepala. Pronasi, gerakan memutar lengan bawah untuk membalikkan telapak tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke bawah/menelungkup. Supinasi, gerakan yang berlawanan dengan pronasi/menengadah. Inversi, merupakan gerakan menekuk kaki kedalam, sedangkan Eversi, merupakan gerakan menekuk kaki keluar. Depresi, merupakan gerakan kepala menunduk, yang berlawanan dengan elevasi, yaitu saat kepala menghadap ke bawah / menunduk Elevasi, merupakan gerakan yang menuju keatas, misalnya saat mengangkat kepala ke atas.


VII.    Penutup
7.1    Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai sistem gerak, struktur anatomi sistem gerak pada manusia dapat dibagi menjadi rangka aksial, rangka apendikular, macam-macam tulang berdasarkan bentuk dan jaringan penyusunnya, dan berbagai jenis sendi. Rangka aksial dapat dibagi menjadi kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, iga dll. Sedangkan kerangka apendikular terdiri atas gelang bahu (Gilder Pectoralis), anggota gerak (anggota gerak atas dan danggota gerak bawah) dan gelang panggul (Gilder Pelvis). Macam-macam tulang berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek dan tulang tak beraturan. Sedangkan macam tulang berdasarkan jaringan penyusunnya dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Yang mana tulang rawan terdapat 3 jenis yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin dan tulang rawan serabut. Sedangkan tulang keras tersusun atas: osteoblas, osteosit dan osteoklas. Pada jenis-jenis gerak pada manusia, terdiri atas: fleksi dan ekstensi, pronasi dan supinasi, elevasi dan depresi, adduksi dan abduksi, serta inversi dan eversi.

7.2    Saran
Sebaiknya asisten memberikan penjelasan dengan suara yang agak lantang agar praktikan tidak salah mengerti dan paham dengan penjelasan dari asisten.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya.
Albertus.Bobby.2013.Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia.
Campbell, Neil A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Hartiningsih, dkk. 2012. Respons Metafisis Tulang Femur Distalis Tikus Ovariektomi yang Mengkonsumsi Kalsitriol. ISSN 1978-225X Vol. 6 No. 2, Jurnal Kedokteran Hewan (Diakses 26 Maret 2016)
Irdawati, 2012. Latihan Gerak terhadap Keseimbangan Pasien Stroke Non-Hemoragik. ISSN 134-141 Vol. 7 No. 2 Jurnal Kesehatan Masyarakat,(Diakses 26 Maret 2016)
Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum
Robert, Hickman, Keen, Larson And Eisenhour. 2008.Integrated Principle of Zoology Fourth Edition. USA: Mcgraw-Hill Higher Education.
Santoso dan Rohmah, 2011. Gangguan Gerak dan Fungsi Kognitif pada Wanita Lanjut Usia., ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Jurnal Kesehatan,(Diakses 26 Maret 2016)
WaluyodanWahono.2016.Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.Jember.Unej Press












animasi bergerak gif