Permasalahan sampah di TPA Pakusari

Permasalahan sampah di TPA Pakusari

Latar Belakang
Bagaimana perspektif Anda ketika melihat sampah pemasangan , apakah itu masalah atau tantangan yang mengundang kesempatan ?
Bukan rahasia lagi bahwa masalah sampah telah menjadi masalah umum di banyak tempat , terutama di kota-kota besar . khususnya daerah jember. Jember merupakan kota kecil dibandingkan kota-kota besar seperti surabaya bahkan jakarta, namun, masalah sampah di kota ini, tidak kalah kompleks dengan kota-kota besar, meskipun baru sekian persen dibanding kota-kota besar.
Pengolahan sampah adalah perlakuan terhadap sampah yang bertujuan memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengolahan sampah dianggap baik jika sampah yang diolah tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta tidak menjadi perantara penyebarluasan suatu penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah tidak mencemari udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan kebakaran (Azwar, 1990).Proses
akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di Indonesia dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada umumnya metode pembuangan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA berupa open dumping. Teknik open dumping adalah cara pembuangan sampah yang sederhana, yaitu sampah dihamparkan di suatu lokasi dan dibiarkan terbuka begitu saja. Setelah lokasi penuh dengan sampah, maka ditinggalkan. Banyak dampak negatif dan positif yang dihasilkan dari tekhnik ini, setelah studi lapang ini diharapkan kita lebih peka dan memikirkan solusi apa yang dapat diambil untuk mengurangi bahkan menyelesaikan permasalahan sampah ini
.A.    TPA Pakusari
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari merupakan salah satu TPA yang berada di kota Jember. TPA ini tepatnya terletak di desa Kertosari Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember, dengan luas area sebesar 6,8 Ha yang dibagi menjadi 13 kavling. TPA ini merupakan satu-satunya TPA yang berada di dalam kota di Kabupaten Jember. Dibangun sejak tahun 1992,  Layanan TPA ini mencakup seluruh sampah yang ada di dalam kota dan sekitarnya, khususnya di tiga wilayah kecamatan kota yaitu Patrang, Sumbersari, dan kecamatan Kaliwates bahkan pasar tanjung juga.
Tiap harinya ada sekitar 51-52 truk yang mengangkut sampah tiap harinya,dalam 1 truk terdapat 10 m3 sehingga dalam sehari ada 520 m3 sampah tiap harinya. Berdasarkan grafik, volume sampah di TPA Pakusari bersifat fluktuatif. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan volume sampah antara tahun 2009 dan 2010, rata-rata volume sampah setiap bulan yaitu 14.000 – 17.000 m3, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata volume sampah di TPA setiap harinya berkisar 400-500 m3.
B.    Sampah yang terdapat di TPA Pakusari
Jenis sampah yang masuk ke TPA ini, berupa sampah padat dapat digolongkan menjadi sampah organik, sampah anorganik dan sampah khusus.
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan, yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik misalnya sampah dari dapur , sayuran, kulit buah, dan daun.
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian  zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Sampah khusus adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah khusus yang masuk ke TPA Pakusari ini yaitu sampah dari rumah sakit yang merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin). Sampah ini diambil dari Rumah sakit dr soebandi, rumah sakit bina sehat, rumah sakit paru dan beberapa puskesmas yang ada di jember. Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya.
Skema Lahan Urug    Kelebihan    Kekurangan
C.    Manfaat sampah di TPA Pakusari
Sampah banyak dipandang sebelah mata, sebagai sesuatu yang menjijikkan, dan perlu dihindari. Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan diolah dapat menjadi barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaan menggunakan teknologi pengolahan yang baik. Investasi di pengelolan sampah dapat bermanfaat dalam meningkatkan kelestarian lingkungan, menyerap tenaga kerja, dan menambah penghasilan bagi peningkatan kesejahteraan para pengelolanya.
Begitu pula manfaat sampah yang ada pada TPA Pakusari, dimana masyarakat sekitarnya  ikut merasakan manfaatnya dalam bidang ekonomi. Contohnya Pemilahan sampah oleh pemulung. Berdasarkan observasi langsung yang kami lakukan, dengan adanya TPA pakusari mereka bisa mendapat penghasilan yang berasal dari sampah organik seperti botol, plastik dan kaleng-kaleng yang mereka pungut dari tumpukan sampah untuk dijual ke pengepul. Selain sampah organik beberapa masyarakat memanfaatkan sampah organik yang masih layak untuk dikonsumsi sebagai pakan hewan ternak mereka. Kegiatan ini juga memberikan manfaat positif bagi TPA karena membantu dalam pemisahan sampah.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan tidak ditemukan masalah pencemaran yang serius. Masyarakat sekitar tidak merasakan adanya dampak negatif dari adanya kegiatan pengelolaan sampah di TPA Pakusari, baik berupa bau, maupun pencemaran air karena sampah-sampah tersebut sudah diolah dan pada TPA ini dilengkapi dengan sumur monitoring untuk mengetahui apabila ada pencemaran.bahkan masyarakat memanfaatkannya untuk menambah alternatif penghasilan mereka, dengan mengumpulkan , dan mensortir sampah dan dijual kembali ke tengkulak. Namun, sebenarnya ada pencemaran dari kegiatan pengelolaan sampah medis yaitu pencemaran berupa asap yang banyak mengandung gas carbon dan gas beracun lainnya yang menambah akumulasi gas rumah kaca di atmosfer.
D.Pengelolaan Sampah
Sampah yang masuk ke TPA Pakusari dipisahkan berdasarkan jenis sampah. Sampah medis dipisahkan karena termasuk sampah berbahaya yang dilakukan dengan teknik pengelolaan khusus yaitu incenerator. Sedangkan sampah organik dan anorganik lainnya dikumpulkan di lahan penimbunan sampah. Pemisahan sampah dibantu dengan adanya pemulung yang memilah-milah sampah untuk selanjutnya dijual ke pengepul. Sampah-sampah yang telah di pilah kemudian diuruk dengan tanah dan diratakan dengan alat berat sampai ketebalan satu meter. Kegiatan ini dilakukan setiap hari setelah sampah terkumpul dari masing-masing wilayah. Pengurukan dan perataan ini terus dilakukan sampai 8 bulan – 5 tahun. Hal ini dilakukan agar sampah mengalami pelapukan secara alami. Pelapukan sampah organik menyebabkan pembentukan gas metana yang mempunyai daya rusak 21 kali dari karbon dioksida. Dari lapisan sampah yang ter-tutup tanah, gas metana bisa di¬ambil melalui penyaluran pipa untuk digunakan sebagai biogas.
Pembuatan pupuk kompos dilakukan dengan menggunakan bahan dari sampah yang telah diuruk dan mengalami pelapukan selama ± lima tahun. Sampah tersebut diayak secara manual karena hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil dari pengayakan secara modern. Disamping itu pengayakan secara manual lebih menghemat biaya. Hasil pelapukan yang telah diayak kemudian dipacking dalam karung untuk selanjutnya di angkut ke pabrik pupuk organik untuk dikelola lebih lanjut. Pabrik pengelolaan pupuk organik yaitu PT Kompos Subur Makmur yang teletak di kawasan TPA Pakusari ini bekerja sama dengan pihak TPA dalam proses pengelolaan sampah, sehingga memilki nilai ekonomi lebih dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian.
Sampah yang masuk ke pabrik mengalami beberapa pemrosesan yaitu kompos kurang lebih sebanyak 60 % dimasukkan ke alat granulator dengan ditambah dengan cairan yang mengandung bakteri anaerob, ditambahkan juga kanji sebagai perekat, fosfat alam dan dolomit ( kapur pertanian ) sebagai penetral pH. Pemrosesan dengan granulator ini pada suhu 800C. Pan granulator adalah alat utama untuk pembuatan granul. Seperti namanya pan granulator berbentuk lingkaran datar dengan tingkat kemiringan tertentu. Dibagian pinggirnya diberi 'bibir' untuk menahan bahan baku agar tidak tumpah. Ukuran pan granulator bermacam-macam tergantung pada kapasitasnya. Pengolahan kompos berlanjut ke mesin conveyor untuk memindahkan granul dari mesin granulator menuju ke mesin rotay dryer. Rotary dryer atau pengering putar berfungsi untuk mengeringkan granul yang baru terbentuk. Ukuran dan kapasitas pengering bermacam-macam disesuaikan dengan kapasitas pan granulator. Di bawah rotary dryer diletakkan ayakan putar. Ayakan ini akan memisahkan granul yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Ayakan diberi dua macam screen. Screen yang didepan berukuran 12 mesh untuk granul yang berukuran kecil. Selanjutnya granul yang kecil-kecil ini dikembalikan ke pan granulator untuk dibuat granul kembali dan ayakan dengan ukuran 5 mesh untuk granul yang berukuran kurang lebih 3 – 5 mm akan masuk ke saringan ini. Granul yang berukuran besar akan keluar di ujung saringan. Granul-granul ini kemudian dihacurkan kembali dan dipergunakan untuk pembuatan granul.
Granul yang berukuran seragam selanjutnya dimasukkan ke dalam kantung plastik dan kemudian ditimbang. Ukuran kemasan bermacam-macam tergantung kebutuhan konsumen. Ukuran yang biasa digunakan antara lain 20 kg, 25 kg, atau 40 kg. Kemasan disablon/dicetak dengan merek, nama produsen, komposisi, kandungan hara, cara pemakaian, dosis, masa kadaluwarsa, dan informasi lain yang diperlukan.
Adapun beberapa manfaat dan keuntungan penggunaan pupuk organik, antara lain :
• Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman.
• Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
• Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.
• Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah.
Pengolahan Lumpur Tinja Mobil pengangkut lumpur tinja atau limbah cair lainnya ditampung ke bak penampung dilanjutkan dengan pemompaan ke kolam imhoff, setelah terjadi endapan lumpur maka lapisan bawah yang berupa lumpur dipompa ke bak pengering sedangkan air yang ada dibagian atas dipompa ke kolam anaerobik, dengan proses penyinaran matahari maka bakteri – bakteri yang terkandung di air tinja diharapkan netral kembali ( proses anaerobik ). Kandungan lumpur yang ada di bak pengering dengan proses penjemuran diharapkan lumpur tersebut kering secara alami. Setelah proses anaerobik selesai air dialirkan ke kolam fakultatif untuk dilakukan proses penyaringan. Dari kolam fakultatif air dialirkan ke kolam maturasi agar kondisi air menjadi aerob. Kemudian dipompa ke kolam uji dengan menggunakan ikan sebagai indikator. Jika ikan-ikan tersebut hidup normal, maka air dapat dibuang kesaluran irigasi.
Sampah medis merupakan sampah yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan apabila dibuang secara langsung tanpa melalui proses pengelolaan. Salah satu pengelolaan sampah medis yang umum digunakan yaitu menggunakan alat incenerator.
Incinerator merupakan sebuah alat penghancur limbah berupa tungku pembakaran yang didesain secara sempurna dalam sistem pembakaran dengan menggunakan berbagai media bahan bakar yang terus dikembangkan baik dari sisi teknologi maupun kapasitas. Teknologi Incinerator dirancang agar memiliki beberapa kemudahan untuk dioperasikan. Beberapa keunggulan tersebut adalah:
- Bisa membakar sampah kering hingga sampah basah
- Daya musnah sistem pembakaran mencapai suhu diatas 1000oC
- Bekerja efektif dan irit bahan bakar
- Tingkat dari pencemaran rendah. Dalam operasional dibeberapa tempat terbukti asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong hampir tidak kelihatan dan tidak mengeluarkan bau yang menganggu
- Suhu pembuangan udara panas pada cerobong asap terkendali secara konstan
-Perawatan yang mudah dan murah
-Abu sisa pembakaran bisa diolah menjadi beragam produk bahan bangunan.
Sampah medis dari beberapa rumah sakit di Jember berupa jarum suntik, botol infus, botol obat, darah, sisa hasil operasi dan peralatan medis lain dimasukkan kedalam mesin incenerator pada suhu 8000C. Dengan  suhu  tinggi maka senyawa-senyawa berbahaya dan mikrob pathogen dapat dimusnahkan. Pembakaran sampah medis dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu setiap hari senin dan kamis.
Pengelolaan sampah plastik di TPA Pakusari dilakukan hanya sampai pada tahap pencacahannya saja. Hasil pencacahan plastik dalam bentuk serpihan-serpihan kecil selanjutnya dikirim ke pabrik sebagai bahan baku mainan ataupun peralatan rumah tangga yang berbahan dasar plastik. Pihak TPA melakukan hal ini bertujuan agar sampah plastik memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan jika hanya dijual dalam bentuk plastik utuh. Dalam pencacahan plastik, plastik dibedakan menurut jenisnya yaitu HD untuk plastik berwarna hitam dan merah dan PP untuk plastik berwarna putih.  Plastik yang telah terkumpul ± satu ton dimasukkan dalam mesin penggiling. Dari mesin penggiling cacahan plastik mengalir ke bak yang berisi air supaya plastik tidak berhamburan untuk di giling menjadi lebih kecil. Kemudian cacahan plastik masuk ke mesin peras untuk mengurangi air pada cacahan plastik. Tahap selanjutnya cacahan plastik masuk ke mesin blower untuk memasuki tahap pengeringan. Cacahan plastik yang telah kering siap untuk dipacking dengan harga jual sesuai jenis plastik.
E.Kendala Pengolahan sampah di TPA Pakusari
Beberapa kendala pengolahan sampah di TPA Pakusari yaitu volume sampah yang semakin bertambah dari tahun ke tahun, namun tidak diimbangi dengan penambahan lahan penimbunan sampah sehingga terjadi penumpukan sampah. Selain itu, terdapat kendala lain yaitu tidak berjalannya proses komposting yang disebabkan oleh kerusakan mesin komposting akibat keterbatasan dana perawatan plastik tidak berjalan dengan maksimal, hal ini dikarenakan keterbatasan bahan baku plastik setiap harinya. Sementara untuk satu kali proses pencacahan dibutuhkan 1 ton plastik.
Saat ini, usaha yang dilakukan oleh pihak TPA dan Pemerintah setempat untuk memperluas lahan tempat pembuangan sampah tersebut sebesar 4 ha. Hal ini karena beberapa pengolahan sampah yang biasa dilakukan sedang mengalami kevakuman sehingga sampah menumpuk. Namun, masyrakat sekitar merasa resah dengan informasi ini. Sebagian dari mereka memang ada yang diuntungkan, namun juga ada yang dirugikan. Karna bau, pencemaran dan lalat yang bertebaran khususnya pada musim penghujan. Untuk itu, harusnya pihak TPA,pemerintah, serta masyrakat dapat menanggulangi masalah ini dengan seoptimal mungkin. Salah satunya, mungkin dengan melakukan kembali proses pengolahan sampah yang sempat divakumkan.
F. Solusi yang dapat diambil
Teknik dalam mengolah sampah yang dijalankan terutama di negara indonesia, kebanyakan adalah teknik dumping, sebenarnya, masih banyak lagi cara dalam mengolah sampah, namun, daribeberapa tekhnik yang dijalankan ada dampak positif dn dampak negatif yang dapat diambil, berikut beberapa atlternatif pengolahan sampah yang dapat diambil yaitu :
Open Dumping    •Teknis pelaksanaan mudah.
•Personil lapangan relatif sedikit.
•Biaya operasi dan perawatan yang relatif rendah.    •Terjadi pencemaran udara oleh gas, bau dan debu.
•Pencemaran air tanah oleh air lindi.
•Resiko kebakaran cukup besar
•Mendorong tumbuhnya sarang vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk).
•Mengurangi estetika lingkungan.
•Lahan tidak dapat digunakan kembali.
Controlled landfill    •Dampak negatif  terhadap lingkungan dapat diperkecil.
•Lahan dapat digunakan kembali setelah dipakai.
•Estetika lingkungan cukup baik.    •Operasi lapangan relatif lebih sulit.
•Biaya operasi dan perawatan cukup besar.
•Memerlukan personalia lapangan yang cukup terlatih.
Sanitary Landfill    •Timbulan gas metan dan air lindi terkontrol dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
•Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
•Setelah selesai pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti areal parkir, lapangan golf, dan kebutuhan lain.    •Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.
•Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.
•Aplikasi sistem lapisan penutup  akhir.
•Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi pengkonversian gas metan menjadi sumber energi.
•Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) dan intalasi pengolah air lindi.
Controlled landfill atau lahan urug terkendali diperkenalkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada awal tahun 1990-an merupakan perbaikan atau peningkatan dari cara open dumping tetapi belum sebaik sanitary landfill. Pada skema ini pelapis dasar berupa lapisan geomembran. Aplikasi tanah penutup harian dilakukan setiap 5-7 hari. Setelah masa layan habis, dilakukan penutupan akhir. Tetapi sampai saat ini metode controlled landfill masih dianggap mahal
Tekhnik dumping, memang sangatlah mudah dilakukan, namun banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan jika tekhnik pengolahan sampah ini dilanjutkan, Teknik ini sering menimbulkan masalah berupa munculnya bau busuk, menimbulkan pemandangan tidak indah, menjadi tempat bersarangnya tikus, lalat, dan berbagai kutu lainnya, menimbulkan bahaya kebakaran, bahkan sering juga menimbulkan masalah pencemaran air. Oleh karena itu, teknik open dumping sebaiknya tidak perlu dikembangkan, sebaiknya, di TPA mulai dikembangkan tekhnik sanitary landfill.
Teknik sanitary landfill adalah cara penimbunan sampah padat pada suatu hamparan lahan dengan memperhatikan keamanan lingkungan karena telah ada perlakuan terhadap sampah. Pada teknik ini sampah dihamparkan hingga mencapai ketebalan tertentu lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah dan dipadatkan kembali. Pada bagian atas timbunan tanah tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah. Demikian seterusnya hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Pada bagian dasar dari konstruksi sanitary landfill dibangun suatu lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) serta pipa penyalur gas yang terbentuk dari hasil penguraian sampah-sampah organik yang ditimbun, sehingga tidak dibiarkan begitu saja seperti tekhnik dumping. Tentunya setelah dipilah-pilah terlebih dahulu. Menurut Sidik et al. (1985) penimbunan sampah yang sesuai dengan persyaratan teknis akan membuat stabilisasi lapisan tanah lebih cepat dicapai. Dasar dari pelaksanaannya adalah meratakan setiap lapisan sampah, memadatkan sampah dengan menggunakan compactor, dan menutupnya setiap hari dengan tanah yang juga Dipadatkan. Ketebalan lapisan sampah umumnya sekitar 2 meter, namun boleh juga lebih atau kurang dari 2 meter bergantung pada sifat sampah, metoda penimbunan, peralatan yang digunakan, topografi lokasi penimbunan, pemanfaatan tanah bekas penimbunan, kondisi lingkungan sekitarnya, dan sebagainya.
Adapun fungsi lapisan penutup tersebut sebagai berikut:
1. Mencegah berkembangnya vektor penyakit
2. Mencegah penyebaran debu dan sampah ringan
3. Mencegah tersebarnya bau dan gas yang timbul
4. Mencegah kebakaran
5. Menjaga agar pemandangan tetap indah
6. Menciptakan stabilisasi lokasi penimbunan sampah
7. Mengurangi volume lindi
Hal yang sangat penting diperhatikan sehubungan dengan pembangunan TPA dengan teknik sanitary landfill adalah kemungkinan timbulnya pencemaran lingkungan di areal TPA tersebut.
Untuk masyarakat sendiri, dapat melakukan 3 cara dalam memperlakukan sampah, untuk mengurangi volume sampah, diantaranya :
 Reduce

    Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.

 Reuse

    Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan.

 Recycle

Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah

animasi bergerak gif